Beranda | Artikel
Adzan Untuk Sholat Sendiri
Sabtu, 5 September 2020

Bismillah.

Syaikh Abdul Karim al-Khudhair hafizhahullah mendapatkan pertanyaan :

بعض الأوقات أكون في البر لوحدي ويأتي وقت الصلاة، فهل أُؤذن وأقيم للصلاة أم أقيم الصلاة وأصلي مباشرة؟

Pada sebagian waktu ketika saya sedang berada di lapangan (daerah gurun atau semacamnya, pent) seorang diri lalu tiba waktu sholat maka apakah saya perlu mengumandangkan adzan dan iqomah untuk sholat, ataukah saya cukup iqomah lalu mengerjakan sholat begitu saja?

Beliau menjawab :

المنفرد لا يتأكد في حقه الأذان وإن كان مسنونًا، وليس مثل الجماعة، وقد جاء في الاثنين: «أذنا، وأقيما وليؤمكما أكبركما» [البخاري: 2848]، فهو مطلوب في هذه الحالة مع التأكيد، أما المنفرد فلا شك أنه جاء أنه لا يسمعه شيء من حجرٍ ولا مَدَرٍ إلا شهد له يوم القيامة [يُنظر: البخاري: 609]، فيبقى في حقه سنة، وأما مع من كان أكثر فهو في حقهم فرض كفاية.

Orang yang sholat munfarid/sendirian tidaklah ditekankan baginya untuk adzan meskipun hal itu tetap sunnah/dianjurkan. Akan tetapi statusnya tidak seperti adzan untuk sholat jama’ah.

Di dalam hadits disebutkan bagi dua orang yang hendak sholat berjama’ah, “Hendaklah kalian mengumandangkan adzan (maksudnya salah satu dari kalian, pent) dan iqomahlah, lalu hendaknya yang menjadi imam bagi kalian adalah yang paling tua.” (HR. Bukhari no 2828)

Maka apabila keadaannya semacam ini -sholat berjama’ah 2 orang dst- hukumnya dituntut dan sangat ditekankan. Adapun bagi orang yang sholat sendirian maka tidaklah diragukan tentang keutamaan adzan secara umum yaitu tidaklah ada yang mendengar adzannya apakah itu batu ataupun tanah yang kering melainkan ia akan bersaksi untuknya kelak pada hari kiamat (lihat HR. Bukhari no. 609)

Dengan demikian hukum melakukan adzan bagi dirinya -yang sholat sendirian- adalah sunnah. Adapun bagi orang yang berjumlah 2 atau lebih (sholat jama’ah) maka hukum adzan bagi mereka fardhu kifayah.


Artikel asli: https://www.al-mubarok.com/adzan-untuk-sholat-sendiri/